Shinoda Mariko dari AKB48 GRADUATES

Kamis, 01 Agustus 2013

Seputar kelulusan Shinoda Mariko dari AKB48.



22 Juli lalu merupakan graduation performance dari Shinoda Mariko di teater mereka di Akihabara, Tokyo. Dengan penampilan tersebut, Mariko mengakhiri karir 7,5 tahunnya di AKB48.







Karena penampilan hari itu merupakan yg terakhir dari Mariko, pastinya yang daftar untuk nonton banyak banget, jadi dipilih lah 250 orang yang beruntung.
Yokoyama Yui yang ditunjuk sebagai Kapten baru untuk tim A berkomentar,
"Aku ingin menghasilkan sebuah tim yang akan membuat Mariko berpikir kalo sebuah keputusan yang benar untuk memilihku sebagai kapten. Aku akan melanjutkan perjuangan tim Mariko dengan tim Yokoyama ini."
Bersama dengan member tim A termasuk Takahashi Minami, member 1st gen lainnya seperti Kojima Haruna, Itano Tomomi, dan Minegishi Minami, juga member tim K Oshima Yuko muncul di stage untuk encore.



Waktu mereka mau nyanyiin "Namida no Sei jyanai" yang jadi lagu kelulusannya Mariko, Takamina ngga kuat nyanyiin bagian awal lagunya dan mulai nangis. Mariko akhirnya juga jadi ikutan nangis..  Setelah lagunya selesai, Takamina minta maaf, "Maaf gara2 aku nangis..", yang langsung ditimpalin sama Kojima Haruna, "Iya tuh kecepetan nangisnya..".
Denger hal ini, semua member lain dan penonton langsung ketawa dan suasananya jadi sedikit ceria. 
Saat encore, ada momen dimana Takamina bacain surat dari Ibunya Mariko, dan pastinya denger isi suratnya bikin Mariko nangis lagi.. 
Member yang suka dipanggil Maririn ini punya karir yang unik di AKB48. Dia berawal sebagai staff di kafe AKB48 yang ada di teater karena sebelumnya gagal audisi 1st gen di tahun 2005.
Tapi ternyata walaupun bukan member, popularitasnya sangat tinggi di kalangan fans, dan hal ini bikin produser Akimoto Yasushi jadi tertarik. Nah, pada saat itu Akimoto ngasih tantangan buat Maririn:
Kalo Maririn bisa ngapalin dan perform 12 lagu dalam 4 hari, bakal dijadiin member AKB48!
Ga perlu ditanya lagi, Maririn dengan semangat membaranya berhasil nunjukin dan akhirnya dapet posisi spesial "member 1,5 generation". Karena kesempatan yang udah dia dapet ini, makanya Maririn punya perasaan terimakasih yang kuat banget sama teater dan juga para fans yang udah bisa ngebuat dia maju sampe sini.
Dia cerita,
"Sebelum jadi member, setiap kali aku masuk ke dalam teater sebagai staff, aku ngerasain jarak antara diriku dengan panggung ini, makanya (setelah jadi member) aku sangat menghargai dan menganggap panggung ini sebagai bagian yang penting dalam hidupku. Masa2 menyakitkan, sedih dan waktu2 dimana aku selalu menangis sudah kulewati. Sekarang semuanya sudah lewat dan secara keseluruhan aku bahagia menjadi member AKB48. Itu saja bagiku."
"Setelah graduation, aku akan berfokus sama kerjaan yang berhubungan dengan fashion. Aku akan berusaha menjadi seseorang yang kalian harapkan."
Setelah semua performance selesai, Maririn melepas pulang penonton dengan sesi high five di kafe tempat dia bekerja sebelum menjadi member yang merupakan starting pointnya dahulu.










sumber:
http://www.tokyohive.com/article/2013/07/shinoda-mariko-graduates-from-akb48

Kebaikan orang tua dan balasannya..

Saat kita berusia 1 tahun, orangtua memandikan dan merawat kita. Sebagai balasannya, kita malah menangis ditengah malam.

Saat kita berusia 2 tahun, orangtua mengajari kita berjalan. Sebagai balasan, kita malah kabur ketika orangtua memanggil kita.

Saat kita berusia 3 tahun, orangtua memasakkan makanan kesukaan kita. Sebagai balasan, kita malah menumpahkannya.

Saat kita berusia 4 tahun, orangtua memberi kita pensil berwarna. Sebagai balasan, kita malah mencoret-coret dinding dengan pensil tersebut.

Saat kita berusia 5 tahun, orangtua membelikan kita baju yang bagus-bagus. Sebagai balasan, kita malah mengotorinya dengan bermain-main di lumpur.

Saat kita berusia 10 tahun, orangtua membayar mahal-mahal uang sekolah dan uang les kita. Sebagai balasan, kita malah malas-malasan bahkan bolos.

Saat kita berusia 11 tahun, orangtua mengantarkan kita kemana-mana. Sebagai balasan, kita malah tidak mengucapkan salam ketika keluar rumah.

Saat kita berusia 12 tahun, orangtua mengizinkan kita menonton di bioskop dan acara lain di luar rumah bersama teman-teman kita. Sebagai balasan, kita malah meminta orangtua duduk di barisan lain, terpisah dari kita dan teman-teman kita.

Saat kita berusia 13 tahun, orangtua membayar biaya kemah, biaya pramuka, dan biaya liburan kita. Sebagai balasan, kita malah tidak memberinya kabar ketika kita berada di luar rumah.

Saat kita berusia 14 tahun, orang tua pulang kerja dan ingin memeluk kita. Sebagai balasan, kita malah menolak dan mengeluh, “Papa, Mama, aku sudah besar!”.

Saat kita berusia 17 tahun, orangtua sedang menunggu telepon yang penting, sementara kita malah asyik menelepon teman-teman kita yang sama sekali tidak penting.

Saat kita berusia 18 tahun, orangtua menangis terharu ketika kita lulus SMA. Sebagai balasan, kita malah berpesta semalaman dan baru pulang keesokan harinya.

Saat kita berusia 19 tahun, orangtua membayar biaya kuliah kita dan mengantar kita ke kampus pada hari pertama. Sebagai balasan, kita malah meminta mereka berhenti jauh-jauh dari gerbang kampus dan menghardik, “Papa, Mama, aku malu! Aku kan sudah gede!”.

Saat kita berusia 22 tahun, orangtua memeluk kita dengan haru ketika kita diwisuda. Sebagai balasan, kita malah bertanya kepadanya, “Papa, Mama, mana hadiahnya? Katanya mau membelikan aku ini dan itu?”.

Saat kita berusia 23 tahun, orangtua membelikan kita sebuah barang yang kita idam-idamkan. Sebagai balasan, kita malah mencela, “Duh! Kalau mau beli apa-apa untuk aku, bilang-bilang dong! Aku kan nggak suka model seperti ini!”.

Saat kita berusia 29 tahun, orangtua membantu membiayai pernikahan kita. Sebagai balasan, kita malah pindah ke luar kota, meninggalkan mereka, dan menghubungi mereka hanya dua kali setahun.

Saat kita berusia 30 tahun, orangtua memberi tahu kita bagaimana cara merawat bayi. Sebagai balasan, kita malah berkata, “Papa, Mama, zaman sekarang sudah beda. Nggak perlu lagi cara-cara seperti dulu”.

Saat kita berusia 40 tahun, orangtua sakit-sakitan dan membutuhkan perawatan. Sebagai balasan, kita malah beralasan, “Papa, Mama, aku sudah berkeluarga. Aku punya tanggung jawab terhadap keluargaku”.

Dan entah kata-kata apalagi yang pernah kita ucapkan kepada orangtua. Bukan mustahil, itu yang menghambat Berkat dan kebahagiaan kita selama ini.


Pendidikan di Jepang


1. Struktur pendidikan
------------------------------
Sama dengan Indonesia, di Jepang juga ada program Wajib Belajar (pendidikan dasar dan menengah) yang berlaku untuk penduduk berusia 6 hingga 15 tahun.
Tahun ajaran biasanya dimulai bulan April. Satu tahun ajaran dibagi menjadi 3 semester yang dipisahkan oleh liburan singkat musim semi dan musim dingin, serta liburan musim panas yang lebih panjang (lama liburan sekolah bergantung kepada iklim tempat sekolah tersebut berada). Di Hokkaido dan tempat-tempat yang banyak turun salju, libur musim dingin lebih panjang dan libur musim panas lebih pendek.

2. Preschool & Taman Kanak-kanak
-------------------------------------------------------
Pendidikan anak usia dini dimulai di rumah. Ada banyak buku dan acara televisi yang ditujukan untuk membantu ibu & ayah untuk mendidik anak-anak mereka dan metode ini dianggap lebih efektif. Sebagian besar pelatihan rumah dikhususkan untuk mengajar tata krama, perilaku sosial yang tepat, dan bermain terstruktur, meskipun jumlah verbal dan keterampilan juga tema populer. Orang tua sangat berkomitmen untuk pendidikan awal dan sering mendaftarkan anak-anak mereka di TK. Selain TK terdapat sistem yang dikembangkan dengan baik pusat penitipan anak yang diawasi pemerintah (hoikuen 保育 园).
Berikut ini kegiatan anak-anak di tingkat Tk (mulai dari jam 8.50 – 15.00) antara lain: masuk kelas, menaruh barang di loker, duduk di bangku masing-masing, absen, salam, materi hari ini, istirahat (ke toilet latihan cara buang air sendiri, cebok, dan mencuci tangan dengan sabun), menyanyi, senam pagi, kembali ke kelas, mencopot kaus kaki, bermain (di luar kelas/di kebun/halaman sekolah), merapikan alat bermain, bersiap makan (cuci tangan dan ugai = memasukkan air ke tenggorokan tapi tidak ditelan, untuk mencegah batuk/pilek), kembali ke kelas untuk makan siang (bento =bekal makan masing-masing), menggosok gigi, bermain di kelas (permainan tradisional atau modern), bersiap untuk pulang, menyanyi lagu/salam perpisahan, baris per kelas di depan sekolah, pulang.

3. Sekolah Dasar

Lebih dari 99% dari Jepang anak-anak usia sekolah dasar terdaftar di sekolah. Semua anak-anak memasuki kelas 1 pada usia 6 tahun, dan sekolah mulai dianggap sebagai peristiwa yang sangat penting dalam kehidupan seorang anak.
Hampir semua pendidikan dasar berlangsung di sekolah umum; kurang dari 1% dari sekolah swasta (karena sekolah swasta cenderung mahal).
Kebanyakan sekolah negeri, tidak mewajibkan seragam, namun harus mengenakan name tag di saku kiri baju. Lalu, biasanya ada juga badge di bahu kirinya, yang warnanya disesuaikan dengan tingkatan kelas (misalnya kuning untuk kelas 1).
Biasanya tas anak SD dilengkapi dengan peluit kecil (yang dibagikan gratis dari sekolah). Peluit ini diajarkan kpd anak-anak untuk ditiup kalo bertemu dengan orang asing (tdk dikenal) yang mengganggu.
Kemudian juga harus bawa thermos air minum tiap hari (karena gak ada pedagang kaki lima yang nongkrong di pagar sekolah). Mereka juga diwajibkan untuk membawa mug kecil (wadah air sbg tmpt kumur2 pada saat sikat gigi sehabis makan siang). Lalu lap tangan dan serbet untuk alas makan siang. Semua alat itudibawa bolak balik ke sekolah, kecuali sikat gigi dan mug (tapi harus dicuci dahulu setiap kali pulang). Siswa SD di Jepang memiliki tugas melayani makan siang (menuangkan makanan ke piring) teman-temannya (beregu bergantian sesuai piket). Hal ini dilakukan atas dasar untuk mengajarkan kerjasama tim dari mulai usia dini.
Pelajaran di tingkat SD biasanya hanya ada 4 yaitu : Huruf Jepang (menulis dan membaca), Matematika, Olahraga dan BudiPekerti.
Oh ya, pendidikan dasar di Jepang tidak mengenal ujian kenaikan kelas, tetapi siswa yang telah menyelesaikan proses belajar di kelas satu secara otomatis akan naik ke kelas dua, demikian seterusnya. Ujian akhir pun tidak ada, karena SD dan SMP masih termasuk kelompok "compulsoy education”, sehingga siswa yang telah menyelesaikan studinya di tingkat SD dapat langsung mendaftar ke SMP.
Tentu saja guru tetap melakukan ulangan sekali2 untuk mengecek daya tangkap siswa. Dan penilaian ulangan pun tidak dengan angka tetapi dengan huruf : A, B, C, kecuali untuk matematika. Dari kelas 4 hingga kelas 6 juga dilakukan test IQ untuk melihat kemampuan dasar siswa. Data ini dipakai bukan untuk mengelompokkan siswa berdasarkan hasil test IQ-nya, tetapi untuk memberikan perhatian lebih kepada siswa dengan kemampuan di atas normal atau di bawah normal. Perlu diketahui, siswa2 di Jepang tidak dikelompokkan berdasarkan kepandaian, tetapi semua anak dianggap `bisa` mengikuti pelajaran, sehingga kelas berisi siswa dengan beragam kemampuan akademik.

4. Sekolah Menengah Pertama
-----------------------------------------

Tidak seperti siswa SD, siswa SMP memiliki guru yang berbeda untuk mata pelajaran yang berbeda.
Instruksi di SMP cenderung mengandalkan metode ceramah. Guru juga menggunakan media lain, seperti televisi dan radio, dan ada beberapa pekerjaan laboratorium.
Oh ya, saya juga mendapat info bahwa semua orang harus belajar karya klasik sejak SMP. Karya tertua yang terkenal adalah GENJI MONOGATARI atau HIKAYAT GENJI yang umurnya 1000 tahun! Tidak hanya sebatas informasi saja yang diberikan di SMP dan SMU Jepang, namun mereka juga diajari Tata Bahasa Jepang Klasik yang dipakai pada saat HIKAYAT GENJI ini dibuat.
Di tingkat SMP dan SMA, sama seperti di Indonesia, ada dua kali ulangan, mid test dan final test, tetapi tidak bersifat wajib atau pun nasional. Di beberapa prefecture yang melaksanakan ujian, final test dilaksanakan serentak selama tiga hari, dengan materi ujian yang dibuat oleh sekolah berdasarkan standar dari Educational Board di setiap prefektur. Penilaian kelulusan siswa SMP dan SMA tidak berdasarkan hasil final test, tapi akumulasi dari nilai test sehari2, ekstra kurikuler, mid test dan final test. Dengan sistem seperti ini, tentu saja hampir 100% siswa naik kelas atau dapat lulus.
Selanjutnya siswa lulusan SMP dapat memilih SMA yang diminatinya, tetapi kali ini mereka harus mengikuti ujian masuk SMA yang bersifat standar, artinya soal ujian dibuat oleh Educational Board di setiap prefektur.

5. Sekolah Menengah Atas
-------------------------------------
Meskipun SMA tidak wajib di Jepang, 94% dari semua lulusan SMP melanjutkan ke tingkat SMA. Di tingkat ini, mulai banyak sekolah milik swasta (mencapai sekitar 55% ).
Siswa SMA tidak mengikuti ujian kelulusan secara nasional, tetapi ada beberapa prefecture yang melaksanakan ujian. Penilaian kelulusan siswa berbeda di setiap prefecture. Mengingat angka Drop out siswa SMA meningkat di tahun 1990-an, maka beberapa sekolah tidak mengadakan ujian akhir, jadi kelulusan hanya berdasarkan hasil ujian harian.
Untuk masuk universitas, siswa lulusan SMA diharuskan mengikuti ujian masuk universitas yang berskala nasional. Ini yang dianggap `neraka` oleh sebagian besar siswa SMA. Ujian masuk PT dilakukan dua tahap. Pertama secara nasional- soal ujian disusun oleh Ministry of education, terdiri dari lima subject, sama seperti ujian masuk SMA-, selanjutnya siswa harus mengikuti ujian masuk yang dilakukan masing2 universitas, tepatnya ujian masuk di setiap fakultas. Skor kelulusan adalah akumulasi ujian masuk nasional dan ujian di setiap PT. Seperti halnya di Indonesia, skor hasil UMPTN tidak diumumkan, tetapi jawaban ujian diberitakan via koran, TV atau internet, sehingga siswa dapat mengira2 sendiri berapa total score yg didapat. Siswa yang memilih Universitas dg skor tinggi, tapi ternyata skornya tidak memadai, dapat mengacu ke pilihan universitas ke-2. Namun jika skornya tidak mencukupi, maka siswa tidak dapat masuk Universitas. Selanjutnya dia dapat mengikuti ujian masuk PT swasta atau menjalani masa ronin (menyiapkan diri untuk mengikuti ujian masuk di tahun berikutnya) di prepatory school (yobikou).

6. Perguruan Tinggi

Secara umum sistem pendidikan tinggi di Jepang dapat dikategorikan ke dalam 4 bagian, universitas (Daigaku), akademi teknologi (Tanki-daigaku), sekolah tinggi teknik (Koto-senmon-gakko) dan sekolah kejuruan (Senmon-gakko).
Hampir sama dengan Indonesia, lama masa studi untuk pendidikan tinggi (sarjana) adalah 4 tahun kecuali bidang pendidikan kedokteran yang relatif menghabiskan 6 tahun. Untuk tingkat studi lanjutan, biasanya dibutuhkan waktu 2 tahun (program master) dan 3 tahun (program doktor).
Tahun akademik dimulai sekitar bulan April dan berakhir Maret tahun berikutnya. Perkuliahan dibagi dalam dua semester, semester pertama berlangsung dari Maret sampai dengan September dan semester kedua dimulai dari bulan oktober dan berakhir Maret.
Bahasa yang umum digunakan dalam proses belajar mengajar adalah bahasa Jepang. Namun, ada beberapa program tertentu yang menggunakan bahasa Inggris sebagai perantara. Oleh karena itu setiap mahasiswa asing yang ingin melanjutkan studi ke Jepang perlu mempersiapkan kemampuan bahasa ini dengan sebaik mungkin.




Source: Jlun

Buat yang sering nonton Doraemon Minggu pagi, pasti pernah liat di akhir episodenya ada semacam step-by-step cara menggambar Doraemon yang diiringi sebuah lagu Jepang. Judul lagunya 'Doraemon Ekaki Uta'. Ekaki dalam bahasa Indonesia artinya pelukis, dan Uta artinya lagu. Jadi Doraemon Ekaki Uta itu artinya kira-kira 'Lagu untuk melukis Doraemon'.

Ini Lirik dan artinya.

Marukaitechon
(Gambar sebuah lingkaran dan sebuah titik)

Marukaitechon
(Gambar sebuah lingkaran dan sebuah titik)

Omame ni negadete
(Dari kacang, keluarlah akar)

Uekibochi
(Taruh di pot bunga)

Uekibochi
(Taruh di pot bunga)


Rokugatsu muika ni yuufoo ga
(Di hari ke 6, bulan ke 6, ada UFO..)

acchi itte kocchi itte
(Yang melayang kesana kemari)

Okkochite
(Dan jatuh)

Oike ga futatsu dekimashita
(Lalu buat 2 kolam)

Oike ni ofune wo ukabetara
(Taruh sebuah kapal dalam kolam)

Osora ni mikazuki nobotteta
(langit menampakkan bulan sabit)

Hige wo tsuketara
(Gambarkan kumis dan......jadilah)

..DORAEMON..

http://www.youtube.com/watch?v=OURF42g41Ws